Datangnyasenja di sore hari ini menandakan bahwa akhir perjalanan kita hari ini adalah sebuah keindahan. Dibanding senja aku lebih bahagia jika senyumanmu yang menghiasi soreku. - Yowesneh; Berikut adalah beberapa kata-kata senja dalam bentuk sajak atau puisi pendek. Senja hilang dalam gelap. Ia tabur rindu namun tak kunjung berobat.
Sejak kepergianmuBahagia seolah menjaga jarak dengankuEnggan mendekatikuAku hanya bisa menangis Sibuk meratapi kehilanganGaris senyum tak pernah lagi terlukisKenangan terus menyeretku dalam kubangan lukaMenyiksaku dalam ingatanHari demi hariKulewati dengan kekecewaanKemarahan...Kesedihan...Hariku gelap, seolah tak ada harapanSebelum aku mati dalam duka dan kebodohanBisakah kau biarkan aku bahagia untuk hari ini saja?Aku ingin menatap langit biruTanpa bayang-bayang awan hitamBerhenti sejenak dari letupan kenangan yang selalu berujung dalam kesedihanKumohon, biarkan aku bahagia untuk hari ini sajaJakarta, 25 Desember 2020 Baca Juga [PUISI] Aku yang Bersalah IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Untuklebih jelasnya puisi bahagiaku melihatmu bahagia dalam bait puisi aku ingin semua bahagia disimak saja puisinya dibawah ini. AKU INGIN SEMUA BAHAGIA Oleh: Naya Inyah. Tuhan Kalau boleh aku mengharap Di bumi ini tak ada yang bermuram hati Tak ada rinai yang jatuh dari sudut mata Tentu itu bahagiakan rasaku. Tuhan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kamu yang keluhannya tidak didengar orang lain, Adalah kamu yang sudah merasakan patah berkali-kali 🙂 Kamu yang saat ini bisa berdiri tegak Setelah menangis sepanjang malam 🥺Adalah kamu yang sudah merasakan perih berkali kaliTidak mudah tumbang adalah dirimu yang sekarang 💖Orang lain tak perlu tahu seberapa berat perjuanganmu 😅 Untuk hidup yang lebih baik suatu hari nantiKamu orang hebat!! Dan kamu harus tahu,Bahwa kamu berhak untuk bahagia 🥺💖June, 2023 Lihat Puisi Selengkapnya
Thursday January 26, 2017. Puisi dan kata bijak, puisi izinkan aku bahagia. Izikan aku mencintaimu agar bahagia bersama, Aku rela pertaruhkan nyawa walau tersisa debuan rangka penyisih kisah rama dan shinta, Uraikanlah kebisuanmu agar tiada lagi air mataku terbuang tiada lagi tanya bergelantungan. Pragraf diatas adalah salah penggalan bait
puisi tentang hati yang bahagia. sumber foto unsplash/ Puisi tentang Hati yang Bahagiapuisi tentang hati yang bahagia. sumber foto unsplash/ kini terasa begitu ceria saat aku melangkah dengan langkah kaki yang ringanDalam kerja keras sehari-hari di rumah tercintaDan aku akan memberi tahumu rahasia yang sekarang membuat hidupku begitu cerahAda bunga di jendelaku yang sedang mekar bersinar di bawah sinar matahari, dan sangat ceria setelah hujanDan ia berembus ke udara dengan keharumannya yang sangat, sangat indah! Semoga keindahannya tidak pernah berkurangBunga tersayang di jendelaku ini sedang mekar telah membalutnya dalam susunan yang begitu muliaDan itu menghibur rumah kita, dan hati berbinarKenangan tersayang yang akan kuhargai meski bunganya memudarBunga tersayang di jendelaku ini sedang mekar pernah ada stroberiSeperti yang kita milikiSore yang gerah ituDuduk di tanggaDari jendela Prancis yang terbukaSaling berhadapanLututmu ditahan di lututkuHidup mungkin tidak membiarkanku memilih nasibku,Tapi apakah aku akan bahagia atau tidak ...Itu adalah meninggalkan kenangan menyakitkan di belakangAtau biarkan mereka mengganggu pikiranku ...Pilihan ada di mencemaskan kesalahan ketika itu dilakukanAtau belajar dari itu dan melanjutkan ...Pilihan ada di oleh semua yang dikatakan orangAtau abaikan mereka dan jalani jalanku sendiri ...Pilihan ada di menyembunyikan perasaanku, terpendam, tak terucapkan,Atau katakan pikiranku dan meringankan beban ...Pilihan ada di menikmati apa yang bisa aku dapatkanAtau dengan tidak berterima kasih menganggapnya dengan jijik ...Pilihan ada di Aku tidak bisa memilih nasibkuTapi apakah aku akan bahagia atau tidakAkan selalu menjadi bahagianya batu kecil ituYang mengoceh di jalan sendirian,Dan tidak peduli dengan karierDan hal-hak mendesak tidak perlu ditakutiAku mencintaiAku suka banyak hal, banyak halSepupuku datang berkunjung dan aku tahu dia dari selatanKarena setiap kata yang dia ucapkan begitu saja keluar dari mulutnyaAku suka cara dia bersiul dan aku suka cara dia berjalanTapi sayang, izinkan aku memberi tahumu bahwa aku mencintai cara dia berbicaraAku suka cara sepupuku berbicara
AD Andy D. 30 Desember 2021 23:30. Perhatikan penggalan puisi di bawah ini! . Aku lalai di pagi hari Beta lengah dimasa muda Kini hidup meracun hati Miskin ilmu miskin harta . (Menyesal, Karya Chairil Anwar) Makna penggalan puisi di atas adalah answer choices orang yang tak punya ilmu dan harta karena menyia-nyiakan waktu muda
Puisi Hujan – Hujan adalah peristiwa jatuhnya air dari atmosfer. Seringkali fenomena ini dijadikan inspirasi untuk menciptakan puisi yang indah. Puisi tentang hujan bisa menjadi media ungkapan perasaan yang sedang dialami penulisnya. Misalnya mewakili rasa rindu, kenangan dan kesedihan. Puisi adalah sebuah karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan baris, serta menggunakan bahasa indah dan penuh makna. Namun dalam perkembangannya, puisi modern tidak selalu terikat bait, jumlah baris dan sajak dalam penulisannya, sehingga disebut puisi bebas. Berikut ini adalah kumpulan puisi hujan pendek dan panjang yang dikumpulkan meliputi rasa sedih, cinta, keindahan, bencana alam, kedamaian dan lain-lain dari berbagai sumber dan dapat dijadikan referensi dalam mempelajari seni berpuisi, antara lain Kamu dan HujanTentang HujanSetetes Kenangan HujanSaat HujanMenjadi HujanPuisi Hujan dan NamamuHujan Hari IniHujan dan KenanganRindu Bersama HujanJadikan Aku HujanSuka HujanApa Kabar HujanPuisi Hujan Hadirkan CintaMemori Tetesan HujanTerjebak HujanPuisi Hujan dan PelangiNamaku Hujan, Bukan Air MataMusim Hujan Berselimut DukaAir Mata LangitPengingat PerihTenggelamBurung ElangPuisi Hujan di TernateTerlampau IndahSahabat HujanMenari Bersama HujanDunia BaruSeperti HujanPuisi Hujan Bulan JuniPuisi HujanHujan Terakhir Dalam IngatanSuara HujanPuisi Hujan Malam IniPuisi Hujan dan PerjalananRintik Rindu NovenaRintik HujanKisahku dan HujanLangit Mendung Dua Kota di Pagi HariAku Rindu HujanSaat MerindumuSimfoni Hujan Kamu dan Hujan Aku kira, senja tak akan menjadi indah karena aku tak melihatnyaAku kira, pelangipun tak akan berwarna karena aku tahu hanyalah tinta hitam legam dalam pandanganDan aku mengira, dawai hujan akan selalu ternada Apakah kau tahu, apa itu hujan?Hujan inilah yang mengirimkanmu melewati nada rintiknyaBegitu menenangkan dan mengalirkan melodi dalam nadi ini entah bagaimana caranyaYang aku tahu bahwa tanpamu, hujanpun enggan menjatuhkan rintiknya Kekasihku, apa benar namamu yang dibawa rintik hujan kala itu?Jika iya, maka kedatanganmu memecahkan segala perkiraan yang merisaukanYang kini menjadikanku dapat melihat senja yang begitu indahMenjadikanku dapat mengganti tinta hitam yang legam itu, yang membuatnya menjadi berwarna hingga membuatku candu Karena itulah aku hanya mau engkau tetap memberikanku melodi anggun iniJanganlah engkau memberi melodi angkuh kepadaku karena aku mencintaimu Lalu, apa katamu tentang hujan? Bagiku hujan itu suatu anugerah dimana kita bisa merasakan satu kehangatan tersembunyi Hujan itu suatu rasa syukur atas segala deraan air yang menyeka panasMerupakan nikmat tak berujung dari sang pencipta Hujan itu sebuah penjaga rahasia dimana kita bisa menangis dibalik hujanBerteriak dibalik semua gemuruh hujan terka Hujan itu sebuah simphoni dimana nada-nada yang berkesinambungan selalu terkaitDan selalu berirama untuk menjadikannya sebuah lagu diantara titik-titiknya Hujan itu sebuah lukisan dimana bumi menjadi kanvasnya dengan tetes demi tetes air hujan yang terus mengalir menjadikan suatu bekas di antara tanah-tanah yang tertindih Hujan itu juga sebuah kenangan dimana tiap air demi air yang mengalirSelalu menimbulkan bekas dan terkadang bekas itu menjadi sebuah kubangan atau hilang begitu saja Hujan itu juga sebuah keharmonisan dimana saat kemarau datang, kemudian hujan yang menerka akan menyejukkan kembaliHujan juga sebuah percintaan dimana dua sejoli yang tengah basah di derasnya hujan menjadikan payung mereka untuk berteduh diantara tetesannya Itulah hujan…Dimana setiap insan bisa merasakan arti cintanya Pixabay Setetes Kenangan Hujan DuluSaat semburat merah jingga nan elokSaat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawalaTetes kehidupan jatuh serentakMembombardir ribuan kilometer lahan Impresi menguap di atas tanahLarut bersama wewangian hujanDi bawah rintik-rintik nikmat TuhanTersemat manis indahnya janji masa depanPenuai kebahagiaan semu berselimut basah KiniHarus beradu dengan nestapaMenatap seruan hina yang menyayat jiwaMenusuk hingga rindu menyeruak keluarDengan satu tarikan napas gusar. Saat Hujan Berteriaklah di depan air terjun tinggi debam suaranya memekakan telingaAgar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak Berlarilah di tengah padang ilalang tinggiPucuk-pucuknya lebih tinggi dari kepala agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari Termenunglah di tengah senyapnya pagiYang kicau burungpun hilang entah kemana agar tidak tahu kau sedang termangu Dan menangislah di tengah hujan yang lebatAgar tidak ada orang tahu bahwa kau sedang menangis Perasaan adalah perasaanTidak dibagikan, tidak diceritakan, tidak disampaikan dia tetap perasaan Menjadi Hujan Orang-orang dewasa itu anehMereka bilang menyukai hujan tetapi berlindung di bawah payungBerlindung di bawah atap bahkan dari mereka memaki hujan karena telah membasahi baju mereka Mereka tidak benar-benar menyukai hujan, hanya mulutnya saja tetapi tindakannya tidakMereka hanya mencari sensasi atau hanya sedang menjual romantisme Nyatanya, mereka menyesali hujan yang tak kunjung reda dan membuat mendung suasana sekitar Sayangnya, rasa cinta mereka terhadap hujan hanya sebatas kataMencintai hujan hanya sebatas kalimat di status media sosialHanya menjadi foto untuk mendukung kesenduannya Aku rasa, kita tidak akan mengerti hujan kecuali menjadi hujan itu sendiri Bagaimana jika sesekali kita mendengar kata orang bahwa mereka menyukai kitaPadahal di belakang kita, mereka semua tidak demikian Jika hujan memiliki perasaan, mungkinkan hujan akan merasakan apa yang sudah kita rasakan Puisi Hujan dan Namamu Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwaBenak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelamDalam lautan mimpi sang penghirup malamMelawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia Dia yang mencoba membaca arahDalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksaraBerdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduanAdakah dia di sana masih terpaku menatap kenangan Kemana kau akan berlariMelepas pagi dan mencoba memutar mentariApalah kau masih terlelap dan terus bermimpiMemuja cinta tanpa rasa haus duniawi Kenangan hujan memanggilmu, dan tetap memanggil namamuMeski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa laluBulan di sana masih merindukanmuUntuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu. Hujan Hari Ini Bagi banyak orang, mungkin hujan sekumpulan pasukan air yang jatuh dari langitTapi bagiku, hujan adalah sepotong kisah yang mengikatku pada sebuah kenangan masa lalu dan membawaku pada keindahan hari ini Hatiku memang terikat kepada hujan meski dalam terang aku bisa merasa dapat lebih jelas saat memandang indahnya kota yang nasibnya sama sepertiku Ya, terikat pada hujan karena tak selamanya hujan membawa sendu dibawah gelapnya mendung Bagiku, hujan selalu datang bersama keberkahanDia pergi mewarisi teduh dan menjadikan kehangatan sebagai perasaan sempurna bersama dia yang tuhan pilihkan sebagai kekasih Hujan dan Kenangan Hujan ini turun lagi untuk yang kesekian kali mengingatkanku tentang rintik soal waktu yang sedetik Ketika hujan ini turun lagi dari kata yang kau namakan puisiNamamu, namaku, tentang cinta yang pernah singgah Anggap saja hujan ini adalah kenanganMeski rintik yang sedetik tapi mampu mengingatkan Rindu Bersama Hujan Ketika tangan sudah tak mampu menggapainyaDan ketika bibir sudah tidak mampu mengucapkan kata-kata Disitulah aku berteduh, ketika hujan deras membasahi tubuhkuNamun, tidak akan ku biarkan hujan membasahi tubuhmu Disini aku merindu,Merindukanmu yang setiap kali datang bersama hujan Lambat haripun berlalu sehingga memaksaku untuk melupakanmuSatu hari, dua hari, hingga hari-hari kemudian yang terlewati Jadikan Aku Hujan Jadikan aku hujanAkan kulukis kisah dengan muara airAkan kubuatkan bendungan yang dipenuhi cintaAkan kupenuhi jiwamu dengan rintiknya rindu Ajari aku menjadi hujanAgar aku bisa mengobati hausmuHaus akan dentuman rinduMengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah Ijinkan aku menjadi hujanAku ingin persembahkan musik dengan jatuhnya akuMembuat alunan pada dinginnya cintamu Tapi, ini janjikuTak ada petir yang membuatmu benci akan diriku Pixabay Suka Hujan Aku suka hujanMeskipun riyuh tetapi menenangkanBaunya yang khas seringkali aku rindukan Namun hujan suka sekali membawa kenangan melintas dipikiranHujan menyuguhkan kenangan pada kediaman dan itu seringkaliMemang menyebalkan, aku harus menelan kenangan berulang-ulang Aku sangat lelah jika harus mengingatkan kenangan dengan suasana yang seduJika saja kenangan bisa dipilih untuk bertemu, maka aku akan memilih kenangan yang akan membahagiakankuBukan kenangan yang datang untuk membuatku teringat dengan luka Apa Kabar Hujan Hujan, apa kabar?Malam ini saat kau hadir seketika membawaku dalam dimensi lainKau ajak setumpuk kenangan turun bersamamu untuk menghampirikuSaat itu aku sedang terluka dan kaulah yang setia menemaniku Hujan, kau ingat isak tangisku malam itu?Ku ceritakan semuanya kepadamu dan kau simpan baik-baik ceritaku sampai hari iniHujan, kaulah saksi betapa kuatnya aku saat ituHingga hari ini aku bisa berdiri dengan tegak Terima kasih untuk selalu menyejukan hatiku Puisi Hujan Hadirkan Cinta Awalnya, hujan bagiku sekedar cerita senduLalu ada tangis yang sama-sama mengguyur Terasa melodi yang dimainkannya begitu menyayat hatiMengundang kepedihan akan masa laluku yang pilu Namun, ternyata hujan menghadirkan cintaSeperti bulirnya yang jatuh ke kepala tanaman dengan kasih sayang, tapi juga menghantam Kini aku belajar, bahwa cinta datang dengan cara unik dan klasikTiba-tiba datang tanpa aba-aba untuk siapa dan tanpa alasan untuk mengungkapkan Yang jelas, cinta hadir dengan cara yang berbeda dan lebih sempurna karenanya Memori Tetesan Hujan Sehelai daun hijau panjangMenutupi mahkota dari derasnya hujanMenuju tempat lautan ilmuBeberapa tahun yang silamSaat aku duduk di bangku Sekolah DasarMemori daun pisang menjadi bait kisah haruMenempa kisah di musim penghujan Basah? Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmuSambil menggigil kau genggam tangankuJelas terlihat dari tangan keriputmuMenuntunku di bawah derasnya hujanDaun pisang mengukir kisah haruCiptakan kenangan indah tak terhinggaAntara aku, ayah, dan hujan Terjebak Hujan Pada dasarnya dia datang untuk memberi kabarPadahal nyatanya hanya memberi hati yang sukar Aku terjebak dalam hujan yang tidak diharapkanMeminta rindu tetapi hanya diberi sendu dan piluMelabuhkan karang hingga terbengkalaiSeolah tidak ada sebatang kayu yang aku gapai Terima kasih atas kehanyutannya yang kau timpakanMenghempaskanku sampai terlempar ke dasar jurang Dan hujan kali ini ada yang berbedaDimana kedinginan adalah selimut terhangat untuk jiwaku yang tersesat Puisi Hujan dan Pelangi Hari ini hujan datang sangat derasTapi tidak ada pelangi Mengapa akhir-akhir ini aku sering membayangkan diriku adalah hujanDan kamu adalah pelangi Iya, aku adalah hujan yang deras yang selalu jatuh berkali-kali tanpa peduli seberapa sakitnya yang ku alamiSedangkan kamu sebagai pelangi yang selalu ditunggu saat hujan reda Pelangi memang indah, tetapi datangnya hanya sementara waktu sajaSeperti itulah aku dan kamu bagaikan hujan dan pelangi yang selalu berkaitan tanpa adanya kejelasan Namaku Hujan, Bukan Air Mata Namaku hujan, bukan air mataMenjauh bukanlah perkara kekalahanMenjatuhkan diri pada hati yang gundah Bukanku bersikeras berpindah takluk anganNamun, afeksi masa lalu membalut terjal langkah Jujur saja, aku tak mau berpura-puraAku tak lagi menangis karena aku bukan hujanMeski halus membasahi jagat semesta Tapi mengapa hujan terdefinisikan kesedihanTerjebak kenangan dalam salju memori mesraDan entah mengapa muka ceriaku seolah lupa cara bahagia Nyatanya memang benar bahwa cinta itu butaPergolakan hati menentang pikiranSeperti berseteruh mempertahankan diri Tapi bukankan kini bahasa cinta yang berperan?Sebab jauh setelahnya rasa itu telah sirna abadi Musim Hujan Berselimut Duka Rangkaian kata kususun menjadi aksaraBercerita tentang musim hujan berselimut dukaDi mana senja tak lagi jinggaDI mana mentari enggan menampakkan muka Kala itu, langit menangis berlinang air mataGuntur beretorika tanpa bisa mengucapkan sepatah kataIndonesia berdukaBapak pluralisme bangsa telah tiada Air Mata Langit Duka semesta tak mampu lagi menahan tangisRaungan pecah mengagetkan pertiwi terlelapTeramat dalam kesedihan ia tanggung tak terbagi Begitu mengerti tentang cerminan hatiKenangan hadir bagai potongan film yang datang acakSesekali senyum tersungging Berganti air mata deras mengalirMengagetkan lamunan meremas dada terkoyak Satu massa tumbuh cepat menyumbat aliran udaraSesak dan sakit seperti ingin memecahkan paru-paru Dingin hujan sebeku perasaankuMemori datang silih berganti tak ijinkan beristirahatSemampu apa aku menahan? Selama hujan turun di bulan JuliAir langit tak menyentuh bumi, kurasaJatuh berhamburan menghujan lurus ke hatiku Kenangan dipaksa masuk tanpa filtrasiTemparan-tamparan kesedihan memusnahkan keteguhan Kuat, hatiku kuatAir hujan memberi penghidupanBisikku menenangkan Pixabay Pengingat Perih Terpenjara dalam sunyi hujan tak ijinkan aku pergiSendiri kuamati setiap inchi sarang persingahan dalam pengasinganMembiarkan angganku liar mencari bagian asik untuk dikenang lagiMempercepat langkah saat kenangan buruk menyapa Tak aku ijinkan dia ganggu damaiku saat iniIndah sendiri menjadi bagian menarik hidup untuk ku rasakan sendiriTanpa mengenakan topeng kepura-puraan hujan aku jatuh hatiTergantung memori terabaikan memenuhi dinding pemisah aku dan hujan Dingin hujan ia tanggung tanpa berbisik mengibaBerkas-berkas ingatan berseliweran tanpa bisa kuaturMeminta didahulukan untuk dipikirkanSiapa dia yang menyapa? Bagian masa lalu nomor 77Cincin logam mulia terjatuh menyentuh ujung sepatuDilempang pangeran kodok yang pernah aku cium Bersama hujan dia usaikanIstana berputri jelita telah kutemukan, katanya Tenggelam Ariel apakah namaku kini?Hanyut dalam dasar laut nestapa semalamEkor duyung tak membuat aku mampu berjalan jauhHujan tenggelamkan hidupku terpisah, asing Hari lalu aku burung bersayap lebarTerbang rendah ciutkan nyali penduduk bawahAwan bersih tempat aku singgahMenatap kerdil bumi aku jauh diatasmuDuduk diatas singgasana bersama raja Burung Elang Kami berkuasa atas langit luasBaginya aku madu kembang baru mekar Dia yang pertama merasa manisnya, katanyaBaginya aku benteng tinggi Kedamaian berdima bersamaAku miliknya selamanya Ranting rapuh elang mendorong jatuhHujan turun elang ucapkan selamat tinggal Puisi Hujan di Ternate Kau tumpah lagi di gelaskudan aku mesti menyeduhsisa-sisa teh dari cangkirmu Malam ini, aku kembalimemelukmu dalam diamsebelum asap rokok mati dari tanganku Ada gigil tiba-tiba renyah di ruangan inimelesat keluar jendeladan kau sibuk merapikan sesak Terlampau Indah Tidak kusuka sebelumnya, tapi kini berbedaMensyukuri setiap bagian yang takdir sajikanPenerimaan menjadikan lebih dewasa, ku rasa Hujan… bertahanlah lebih lama Sahabat Hujan Saling beradu saing tunjukkan taringGanas memanas dalam dingin guyuran hujanHujan hanyutkan 100 hari kenangan dalam diam Datangkan jiwa baru penebus kelam masa lalu kuPesona lain tak pernah tersentuhMata harapan akulah tujuan Menari Bersama Hujan Ajakan itu tak pernah bisa aku menolakGejolak hati, bersorak senangAnggukan kepala lagi perlu, tanda kesepakatan Sambaran tangkas mengajak jemari beraduMenyusuri rintik hujan selalu indah bersamamu Senyum adalah bagian langit yang selalu biruLangkahku langkahmu Hujan kabarkan kasih kita berseruSubur tersiram berkah langit Gemulai seirama dengan tabuhan alamBasah tubuh riasan keindahan untukku Mata-mata penuh heran menjadi tepuk tangan ditelinga bebal kitaKenapa harus aku pikirkan soal mereka Senang, hujan satukan langit dan bumi terpisah jauhMerayakan kedamaian mereka Aku dan kamu menari dibawah hujan Dunia Baru HujanHebat retakkan kulit bumi begitu kokohMembuka gerbang besi setebal lengan kami penuh penjagaanKeajaiban datang untuk mereka yang pantang menyerahMengikis perlahan menghancurkan pertahanan Dia tersembunyi aku temukanHadir membius, putri menawan molek rupaRambutnya aliran sungai tenang berkilauTerbalut hijau sejukkan gerah jiwaLembut dunia baru berterimakasihMisteri surga baru kepulauan negeriku Seperti Hujan Mereka bilang aku aneh…Karena aku selalu menunggu air turun dari langitMereka juga bilang aku gilaKarena senang bercerita pada hujanMereka selalu menjauh ketika rintik menyapaSementara aku selalu menyambutnya dengan riang Kau benar tentang hujan, ada aroma tanah yang terjamahDan selalu menggugah rasa rindu antara kitaAku harap kau tau pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kitaSaat bersama tersenyum memandang langit hitam dan derasnya hujan Kau ajarkan aku menjadi seperti hujan di malam hariAtas harapan dan rinduku pada seseorangYaaah…Hujan tak pernah lelah turun meski malamDan tak pula mengharapkan datangnya pelangi Puisi Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah dari hujan Bulan JuniDirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Tidak ada yang lebih bijak dari hujan Bulan JuniDihapusnya jejak kaki yang ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan Bulan JuniDibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Puisi Hujan Pada hujan yang datangnya riuhAku disini mengamati setiap bulirnyaDulu aku membicarakan hujan tanpa tau rasanya kehujananDulu aku mengagungkan hujan tanpa tau gigilnya seperti apaDan dulu aku menyukai hujan tanpa tau ada rindu sisipan di dalamnya Sekarang aku hampir mengerti bahwa hujan untuk dirasakanBukan sekedar dilihat lalu dikomentari atas nama cintaSekarang aku berani membawa payung yang katanya melindungi dari hujanSekarang aku suka berlari dan menyanyi di bawah hujan Biar begini sajaBiar aku menyanyi, berlari sampai hujan menjadi reda Hujan Terakhir Dalam Ingatan Aku sebenarnya tak pernah rela membiarkan tubuhmu dipeluk kemarauDebu-debu beterbangan bermimpi menjadi burung Burung mengepakkan sayapnya menanti cahaya lindapSeringkali aku gagal mendekap bayangan yang bosan berjalan di belakang Ku pandangi dia, tak ada balasan hidup seperti bertepuk sebelah tangan Pixabay Suara Hujan Aku selalu menyukai mata kecilmuMenenggelamkan diriku berlama-lamaBerkaca-kaca dalam berbicaraBegitu manis dan menguatkan jiwa Aku terlalu dalam menginginkanmuMasih sama seperti duluKamu bagian hujan terindahkuDalam ingatan tahun-tahun itu Kau adalah bintang terindahkuYang aku rindukan saat hujan datang Kau adalah mimpi terindahku di saat aku lelah setelah menghadapi duniaSetiap hal kecil di diri ini adalah semuanya tentangmu Kamu yang ku perjuangkan dengan utuhMeski dirimu lewat sangat datar Hujan masih tetap saja sama menjadi kisah sedih meninggalkan pedihTetap membekas mengenang dalam hati Aku teriak sangat keras di sepanjang jalanan kotaBerharap agar kau kembali disiniMenahanmu lebih lama sebelum hujan pergiSebagai sandaranmu kala berteduh Waktu gerimis semakin menderasMengusap air mata bercampur dengan hujanSengaja kau sembunyikan semuanya dalam hati Ternyata aku sangat bodohAku adalah orang bodoh yang mengerjarmu selama itu Ternyata aku tetap kekanak-kanan tidak mau berusaha mengerti tentang dirimuKurasa aku sangat aneh karena menyukaimu Jujur saja aku sangat sulit merasakan cinta orang lain selain dirimuSampai saat ini kau adalah kau adalah alasan duniaku menjadi lebih indah Biarkanlah aku terus menyukaimu sampai kau benar-benar menjadi milikku Puisi Hujan Malam Ini Kepergianmu seakan merenggut isi hatikuDari kuntum rindu hingga benci kau rangkai menjadi satuLalu dengan tenang kamu buang ke hamparan biru Ya, sebuah tempat yang tak mungkin aku tujuBila mungkin, aku ingin kembali ke masa kita duluDan mengubah takdir hingga tak mengenal kamu Daripada harus cumbu mesra tanpa miliki ragamu, aku bisa apa?Sejuta sesal tak akan membuatmu rekah lagi padakuSaat hujan seperti malam ini, sendiriku semakin pekat saja Dia seperti kamu dulu, semakin erat bila hujan tibaSendiriku di antara rindu dan benci, mengambang tenang di antara keduanya Begitu tenang, hingga rekan bibir perempuan lain seakan tak bermakna Puisi Hujan dan Perjalanan Hujan hadir di tengah perjalanankuIa turun layaknya papan seluncur di musim saljuKedinginanku menyeruak di antara derasnya Aku bertahan menunggu payungmuAku masih menunggu payungmuHingga saat pelangi mulai tersenyum Hujanpun menjauh,,,Dan akan ku lanjutkan perjalanan ini tanpa butuh sebuah payung Rintik Rindu Novena Lembar keenam, kumulai lagi dengan mengingatmuTentang rinduku yang belum tersampaikanKala percik-percik gerimis menyapakuDi antara aroma remahan tanah yang basahBetapa sulitnya ituBegitu berat menahan lajunya… Entah, di rintik keberapaKu ‘kan mengeja bayangmuMembahasakan senyummu saat ituDi sini pun masih terasa samaHampa, serupa kesendirian iniHingga tak sanggup lagi, hatiku menahan keingkaran ini… Andai saja mampuMenghalau lajunya waktuAndai saja saat ituTak bersumpah untuk membencimu Rintik Hujan Di bawah rintik hujan aku dengan puas meneteskan air mataAir mata yang terus mengalir menangisi hal yang tidak wajarEntah mengapa aku nyaman sekali dengan hujan Hujan adalah waktu yang tepat untuk mengadukan masalahRintik hujanpun mampu membuat sejuk hatiHingga tak terasa air hujanpun ikut berhenti ketikan aku berhenti meneteskan air mata Apakah hujan ditakdirkan datang untuk mengerti perasaan orang?Semoga saat khayalanku yang konyol ini benar-benar kenyataanSehingga aku bisa terus mengadu perasaan kepada hujan Aku juga berharap, ketika puisi hujan ini aku lontarkan semoga hujan mau menjadi temankuHujan memang membawa mendung dan membuatku susah bepergian Tapi aku senang dengan hujan, air yang membasahi selain membuat bahagia tetapi juga membuat aku lupa dengan masalahMasalah yang sepele sampai dengan masalah yang besar sekalipun Hingga aku dewasa, aku akan tetap menjadi teman hujan Kisahku dan Hujan Dalam ayunan langkah, yang semakin lambatDalam helaan napas, yang semakin dalamDalam desir angan, yang kian menjauhDalam desah hati, yang kian membiru Entah harap, entah khayal yang digenggamEntah duka, entah suka yang dikecapHanya tetes hujan yang pahamHanya tetes hujan yang menjawab Dalam biru yang kian menyatuDi derasnya tetes hujanTak ada kata yang terucapTapi selaksa makna terjawab Kisahku sama dengan hujanDatang dan pergi tanpa pamitmenghembuskan asa dan juga nestapaHingga hanya dingin yang tersisa Pixabay Langit Mendung Dua Kota di Pagi Hari Langit di kota Tapis ini terlihat gelapKumpulan awan hitam mulai menutupi langit biruApa kabar langit di Pekan BaruMasihkah derai hujan ituMasihkan cuaca dingin menusuk tulang ituMasihkah genangan air di jalan penuh lubang ituAku tak tahu kabarnyaLangit di Pekan Baru di pagi hari Sungguh aku tak tahuTentang apa yang terjadi di bawah langit Pekan BaruMasihkah hujan deras ituAtaukah langit hitam memayungi langitnya Tak ada yang kuingat dengan pasti dan jelasSelain dirimuYa, benar-benar tak ada yang kuingatSelain kamuSelain wajah manismuSelain kedua kelopak mata sipitmu ituSelain indahnya senyum di bibirmuYang merekahBerwarna merah muda Akankah kau di sanaMemandang langit hitam yang samaMemandangi awan mendung yang samaAtaukah langit di kedua kota berbedaLagi-lagi aku tak tahu-menahuTentang apapunLagi lagi aku tak mengingat apapunSelain dirimuSelain apa yang ada padamukekasihku Aku Rindu Hujan Aku rindu hujandi tiap-tiap tetesan;pada matamulangit kesunyian aku rindu hujandi tiap-tiap percikan;pada detakmugemuruh keheningan aku rindu dirimudi tiap-tiap hujan;pada namamumenderas kerinduan Saat Merindumu Merindumu adalah menemu sunyiseperti gerimis menjumpai tangisserupa puisi;sebait kata pada tubuh sepidirinya sendiri merindumu adalah menemu sunyiseperti detak dalam tubuh sajakserupa bunyi;rima yang tak henti-hentimenyeru namanya sendiri Simfoni Hujan HujanKetika kau datangGemuruh halus nan lantangSuaramu bagai nada-nada dan Irama yang disimfonikan HujanTetaplah di siniTemani daun yang merundukHiasi alam dini dengan warna jernihmuHingga alunan rintik-rintikMemancarkan keindahan HujanDatangmu menawanMenggoyahkan jiwa insanSaat dentingan manja kau pancarkan
dimanabahagia? tidak di atas. tidak di bawah. tidak pula ada. di depan. di belakang atau. di samping.. bahagia bukan hasil. reka daya pikiran. bahagia tak sempat. dikail hanya dengan. satu dua kali. lemparan umpan . bahagia tersimpan. rapi di relung-relung. yang tak sanggup diraih. oleh insan berpamrih
Makassar - Puisi Hari Ibu bisa menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan rasa sayang dari seorang anak kepada ibunya. Mengungkapkan rasa sayang kepada Ibu melalui puisi bisa menjadi cara yang cukup berkesan untuk memperingati momen Hari Ibu merupakan bentuk perayaan untuk mengingat pentingnya peranan seorang Ibu. Momen spesial ini diperingati pada tanggal 22 Desember setiap untuk memperingati peran ibu, Hari Ibu juga merupakan bentuk upaya bangsa Indonesia untuk mengenang perjuangan perempuan Indonesia yang berperan penting dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Mengingat pentingnya peran seorang ibu, tentunya peringatan Hari Ibu sangat sayang jika dilewatkan. Peringatan Hari Ibu ini bisa menjadi momentum bagi seorang anak untuk menyampaikan terima kasih dan menunjukkan kasih sayangnya kepada merayakan Hari Ibu, ada berbagai cara yang bisa dilakukan, seperti memberikan hadiah, membuat masakan spesial, atau memberikan berbagai perlakukan khusus lainnya. Saat memberikan hadiah kepada sang ibu, jangan lupa menyelipkan puisi Hari Ibu sebagai bentuk ungkapan ini kumpulan puisi Hari Ibu berkesan dan menyentuh hati yang telah dirangkum detikSulsel dari berbagai sumberSajak Ibunda - oleh WS RendraMengenangkan ibu adalah mengenangkan adalah makanan adalah Ibu adalah pelengkap sempurnakenduri besar adalah langit senja hari yang telah merampungkan menjadi gema dari bisikan hati ibu, aku melihat janji baik suara ibu, aku percaya akan kebaikan foto ibu, aku mewarisi naluri kejadian alam dengan kamu, saudara-saudaraku, aku pun ingat kamu juga punya jabat tanganmu,aku peluk kamu di dalam tidak ingin saling menyakitkan hati,agar kita tidak saling menghina ibu kita masing-masingyang selalu, bagai bumi, air dan langit,membela kita dengan juga punya ibu. Pembunuh punya pula koruptor, tiran, fasis,wartawan amplop, anggota parlemen yang dibeli,mereka pun punya manakah ibu mereka?Apakah ibu mereka bukan merpati di langit jiwa?Apakah ibu mereka bukan pintu kepada alam?Apakah sang anak akan berkata kepada ibunya"Ibu aku telah menjadi antek modal asing;yang memproduksi barang-barang yang tidak mengatasi kemelaratan rakyat,lalu aku membeli gunung negara dengan harga murah,sementara orang desa yang tanpa tanah jumlahnya aku lalu, ibu, untukmu aku beli juga gunungbakal kuburanmu nanti."Tidak. Ini bukan kalimat anak kepada lalu bagaimana sang anak akan menerangkan kepada ibunyatentang kedudukannya sebagai tiran, koruptor, hama hutan, dan tikus sawah?Apakah sang tiran akan menyebut dirinya sebagai pemimpin revolusi?Koruptor dan antek modal asing akan menamakan dirinya sebagai pahlawan pembangunan?Dan hama hutan serta tikus sawah akan menganggap dirinya sebagai petani teladan?Tetapi lalu bagaimana sinar pandang mata ibunya?Mungkinkah seorang ibu akan berkata"Nak, jangan lupa bawa dadamu terhadap hawa wartawan memerlukan kekuatan ya, kalau nanti dapat amplop,tolong belikan aku udang goreng."Ibu, kini aku makin mengerti adalah tugu kehidupanku,yang tidak dibikin-bikin dan hambar seperti Monas dan Taman adalah Indonesia adalah hujan yang dilihat di adalah hutan di sekitar adalah teratai kedamaian adalah kidung rakyat adalah kiblat nurani di dalam - oleh Chairil AnwarPernah aku ditegurKatanya untuk kebaikanPernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah aku diminta membantuKatanya supaya aku pandaiIbu...Pernah aku merajukKatanya aku manjaPernah aku melawanKatanya aku degilPernah aku menangisKatanya aku lemahIbu...Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatdan bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada TuhanNamun...Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir di pipimuBegitu kuatnya dirimu...Ibu...Aku sayang padamu...Tuhanku....Aku bermohon pada-MuSejahterakanlah diaSelamanya...Jendela - oleh Joko PinurboDi jendela tercinta ia duduk-dudukbersama anaknya yang sedang beranjak ayun-ayunkan kaki, berbincang, bernyanyidan setiap mereka ayunkan kakitubuh kenangan serasa bergoyang ke kanan dan memandang takjub ke seberang,melihat bulan menggelinding di gigir tebing,meluncur ke jeram sungai yang dalam, byuuurrr....Sesaat mereka malam mencengkeram bahu."Rasanya pernah kudengar suara byuuurrrdalam tidurmu yang pasrah, Bu.""Pasti hatimulah yang tercebur ke jeram hatiku,"timpal si ibu sembari memungut sehelai anginyang terselip di leher rumah itu mereka tinggal dengan waktu. Berempat dengan dengan televisi. Bersendiri dengan puisi."Suatu hari aku dan Ibu pasti tak bisa bersama.""Tapi kita tak akan pernah berpisah, bukan?Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma."Selepas tengah malam mereka pulang ke ranjangdan membiarkan jendela tetap tahu bulan akan melompat ke dalam,menerangi tidur mereka yang bersahajaseperti doa yang tak banyak - oleh Sapardi Djoko DamonoIbu masih tinggal di kampung itu, ia sudah tua. Ia adalah perempuan yang menjadi korban mimpi-mimpi ayahku. Ayah sudah meninggal, ia dikuburkan di sebuah makam tua di kampung itu juga, beberapa langkah saja dari rumah kami. Dulu Ibu sering pergi sendirian ke makam, menyapu sampah, dan kadang-kadang, menebarkan beberapa kuntum bunga. "Ayahmu bukan pemimpi," katanya yakin meskipun tidak berapi-api, "ia tahu benar apa yang terjadi."Kini di makam itu sudah berdiri sebuah sekolah, Ayah digusur ke sebuah makam agak jauh di sebelah utara kota. Kalau aku kebetulan pulang, Ibu suka mengingatkanku untuk menengok makam ayah, mengirim doa. Ibu sudah tua, tentu lebih mudah mengirim doa dari rumah saja. "Ayahmu dulu sangat sayang padamu, meskipun kau mungkin tak pernah mempercayai segala yang dikatakannya."Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, sambil menengok ke luar jendela pesawat udara, sering kubayangkan Ibu berada di antara mega-mega. Aku berpikir, Ibu sebenarnya lebih pantas tinggal di sana, di antara bidadari-bidadari kecil yang dengan ringan terbang dari mega ke mega - dan tidak mondar-mandir dari dapur ke tempat tidur, memberi makan dan menyusui anak-anaknya. "Sungguh, dulu ayahmu sangat sayang padamu," kata Ibu selalu, "meskipun sering dikatakannya bahwa ia tak pernah bisa memahami igauan-igauanmu."Ibu - oleh Kahlil GibranIbu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihanPemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahanDialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunanManusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkatdan menjaganya tanpa hentiSegala sesuatu di alam ini melukiskan tentang sosok IbuMatahari adalah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya denganpancaran panasnyaMatahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai mataharimeminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungaiDan bumi adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bungan menjadi ibu yang baikbagi buah-buahan dan biji-bijianIbu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuhdengan keindahan dan cintaSaatku Menutup Mata - oleh Fahmi MohdSaat ku menutup mata bundaAku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh airSaat ku menutup mata bundaAku tak ingin hati itu seakan tergoresSaat ku menutup mata bundaAku ingin bibir itu tersenyumAku tidak ingin engkau terlukaBundaMungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimuTapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskankuBundaAku hanya ingin engkau merelakankuDan mengantarkan aku pulang ke rumahku dengan senyumSaat ku menutup mata bundaAku ingin kau tau bahwakuMenyayangimuBahwa akuMencintaimuAku bahagia bisa jadi anakmuIbu - oleh Mustofa BisriKaulah gua teduhTempatku bertapa bersamamuSekian lamaKaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasaKaulah bumi yang tergelar lembut bagikumelepas lelah dan nestapaGunung yang menjaga mimpiku siang dan malamMata air yang tak berhenti mengalir membasahi dahagakuTelaga tempatku bermain berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonkuKaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalanankumencari jejak sorga di telapak kakimuTuhan, aku bersaksiibuku telah melaksanakan amanat-Mumenyampaikan kasih sayang-MuMaka kasihilah ibukuseperti Kau mengasihi kekasih-kekasih-MuAminJasa Seorang Ibu - oleh PatmaIbu...kau membingbingku selama satu tahunkau begitu baik padaku walaupun aku suka marah-marahIbu....kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru yang lainibu...kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopanIbu...kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan akukarena aku cuma kesal karna aku selalu diejekIbu...kalau aku kembali sedih kau menghibur akukalau aku kembali kesal kau menghiburkuIbu...terimakasih atas jasa-jasamu jikalau akumasih sempat bertemu bersama dengan ibuaku amat inginkan memeluk ibuBidadari Dunia - oleh Faris DNAdalah insan yang diidamkan kaum lawanAdalah insan yang dihormati kaum alimAdalah insan yang dirindui kaum bercahayaTanpanya...Kau takkan mudah meraih yang kau pintaKau takkan mudah tangguh dalam berjuangKau kan mudah merasa lelahIngin sekali ku indahkan namanyaIngin sekali u indahkan derajatnyaIngin sekali ku persembahkan hadiah untuknyaNamun apa daya, aku hanya seorang lemahCintanya menghapus semua dukaCintanya menghapus semua lelahCintanya membunuh semua kalahCintanya membuat diriku perkasaDia...Akankah kucapai apa yang diimpikan?Akankah kubahagiakan dengan hatinya?Apakah aku akan terdiam dengan lemah?Tidak! sekali lagi tidak! karena ku yakinKu dapat menaikkan derajatnyaKu dapat menarik kedua tepi bibirnya dengan hati lapangKu dapat membawanya ke SurgaNamun, siapakah dia?Mengapa dia sungguh digila-gilakan?Biar kuperindahBiar kucamkanBiarlah kuucapkanDialah... Bidadari duniaMuara Kasih - oleh Ida Ayu Sri WidiyartiniKaulah muara kasihku..Tempat ku berkeluh kesah, mencurahkan isi hatikuKau tempatku mengadu tatkala aku ketakutanKau bak sutra yang indah nan lembutMembelaiku penuh cinta dan kasihKaulah pahlawan ku..Menjagaku tanpa letih hingga ku terlelapLindungi aku tanpa henti entah siang ataupun malamBersamamu aku merasa damaiKau dekap aku dengan ketulusanMemelukku dengan sinar kasihmuMembalut luka dan ketakutankuTak ada tempat sebaikmu..Tiada makhluk semulia hatimuKau takkan terganti meski waktu berhenti berputarTakkan pula luntur meski waktu dimakan zamanKaulah muara kasih terindah..Cinta kasihmu takkan lekang oleh waktuMeski bibirku tak mampu berucapPercayalah Bunda..Sarangheo, aku menyayangimu selaluSekarang, esok dan selamanyaTangisan Air Mata Bunda - oleh Monika SebentinaDalam senyummu kau sembunyikan lelahmuDerita siang dan malam menimpamutak sedetik pun menghentikan caramuUntuk bisa memberi harapan baru bagikuSeonggok cacian selalu menghampirimusecerah hinaan tak perduli bagimuselalu kau teruskan cara untuk masa depankumencari harapan baru kembali bagi anakmuBukan setumpuk Emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesankubukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesankubukan juga sebatang perunggu di dalam kemenangankutapi permohonan hatimu membahagiakan akuDan yang selalu kau berkata terhadapkuAku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmuaku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hati kuKehebatanmu Ibu - oleh Rifka Nurul AuliaKetika ku tak bisa berjalanKetika ku tidak bisa berbicaraManusia pertama kali yang menemanimu adalah ibuYang selalu tersedia saat kau Sedih, senang dan susahKetika anda mulai membesarKau bisa sadar hidupBetapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmuKeringat bercucuran mulai jatuhDan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani IbuDan ayahmu berkata "Yang kuat "Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi makhluk normalMasih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan anaknya normalTapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian anak yang tidak normalSebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong menolongMaka,Kita perlu berterima kasih ke Ibu sebab 9 bulan dia mengandungTiada lelah yang dirasakannyaMaka saat ini kita perlu balas budi kepada ibuIbu I love youYou are my everythingbecause you're forever in my heart you Allah and Thanks MotherSelamanya kau selalu di hatikuUntuk Ibuku Tercinta - oleh Agus SuarsonoKuingin,Menghirup hawa yang kau tempatmu tempatmu terlelap di atas cuma inginkan selalu waktuku...Surat untuk Ibu - oleh Joko PinurboAkhir tahun ini saya tak bisa pulang, lagi sibuk demo memperjuangkan nasib sayayang keliru. Nantilah, jika pekerjaan demosudah kelar, saya sempatkan pulang ya, Ibu masih ingat Bambang, 'kan?Itu teman sekolah saya yang dulu sering numpangmakan dan tidur di rumah kita. Saya baru sajabentrok dengannya gara-gara urusan politikdan uang. Beginilah Jakarta, Bu, bisa mengubahkawan menjadi lawan, lawan menjadi Ibu selalu sehat bahagia bersama penyakityang menyayangi Ibu. Jangan khawatirkankeadaan saya. Saya akan normal-normal beberapa kali saya mencoba meralatnasib saya dan syukurlah saya masih dinaungikewarasan. Kalaupun saya dilanda sakitatau bingung, saya tak akan memberi tahu Natal, Bu. Semoga hatimu yang merduberdentang nyaring dan malam damaimudiberkati hujan. Sungkem buat Bapak di Akan Terganti - oleh Nurhalimah LubisKetika kupandang lekat terhadap sudut matamuTersimpan derita yang begitu mendalamAku sadar disana banyak tersimpan air mata untuk kita anakmuAir mata yang telah kita lakukanIbuKamu selalu berharap kita anakmu yang kan menjadi nomer satuNamun seringkali kita melawan dan melalaikan perintahmuKami selalu membuatmu bersedihMulai saat ini aku bertekad untuk menghapus air matamu...dan menggantinya bersama dengan canda dan tawaTerima kasih IbuKau takkan pernah tergantikan di di dalam hati kita anakmuTujuan Kita Satu Ibu - oleh Wiji ThukulKutundukkan kepalaku,bersama rakyatmu yang berkabungbagimu yang bertahan di hutandan terbunuh di gunungdi timur sanadi hati rakyatmu,tersebut namamu selaludi hatikuaku penyair mendirikan tugumeneruskan pekik salammu"a luta continua."Kutundukkan kepalakukepadamu kawan yang dijebloskanke penjara negarahormatku untuk kaliansangat dalamkarena kalian lolos dan lulus ujianujian pertama yang mengguncangkanKutundukkan kepalakukepadamu ibu-buhukum yang bisutelah merampas hak anakmuTapi bukan hanya anakmu ibuyang diburu dianiaya difitnahdan diadili di pengadilan yang tidak adil inikarena itu aku pun anakmukarena aku ditindassama seperti anakmuKita tidak sendiriankita satu jalantujuan kita satu ibupembebasan!Kutundukkan kepalakukepada semua kalian para korbansebab hanya kepadamu kepalaku tundukKepada penindastak pernah aku membungkukaku selalu Air Mata - oleh Hanim FatmawatiSetetes air mata seorang ibugejolak hati yang seakan akan ingin menjeritair mata terus mengalirmembasahi kedua pipinyayang sangat lembutDimalam yang sunyi gelap guritakedinginan yang merada ditubuhnyahati yang terluka terhanyut dalam kesedihanseorang ibu terusmeneteskan air matadan ia mulai bertanyakepada seorang anakia mulai mengucapkankata kata dengan lisanmulutnya seakan akan ingin marahpenderitaan yang dirasakanIa mulai berbaringdan meneteskan air mataapa yang ia rasakandan mulai merenung dan diamtanpa kata kataSajak Ibu - oleh Wiji ThukulIbu pernah mengusirku minggat dari rumahTetapi menangis ketika aku susahIbu tak bisa memejamkan mataBila adikku tak bisa tidur karena laparIbu akan marah besarBila kami merebut jatah makanyang bukan hak kamiIbuku memberi pelajaran keadilandengan kasih sayangKetabahan ibukumengubah rasa sayur murahjadi sedapIbu menangis ketika aku mendapat susahIbu menangis ketika aku bahagiaIbu menangis ketika adikku mencuri sepedaIbu menangis ketika adikku keluar penjaraIbu adalah hati yang rela menerimaSelalu disakiti oleh anak-anaknyaPenuh maaf dan ampunKasih sayang ibuadalah kilau sinar kegaiban tuhanmembangkitkan haru insanDengan kebajikanibu mengenalkan aku kepada TuhanBunga - oleh ErviandaniAku pilih mati !Jika bunga tetap menangisKarena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwakuAku pilih mati !Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatasKala itu menghendaki aku bunuh sang waktuAku pilih mati !Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayapBagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknyaAku marah !Jika keasingan merengut senyum bungaSangat teriris...Aku tak pilih mati !Sinar doa-doanya selimuti malamkuBegitu banyak harapan mimpi bunga padakuAku bakal berdiam diriDengarkan sepoi angin berasal dari dirinyaMenyongsong tajam sorot mata tuanyaAku tak boleh mati !Mendahului bungaItu pintanyaIbu - oleh D. Zamawi ImronKalau aku merantau lalu datang musim kemarauSumur-sumur kering, daun pun gugur bersama rerantingHanya mata air air matamu, ibu, yang tetap lancar mengalirBila aku merantauSedap kopyor susumu dan ronta kenakalankuDi hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduanLantaran hutangku padamu tak kuasa kubayarIbu adalah gua pertapaankuDan ibulah yang meletakkan aku di siniSaat bunga kembang menyemerbak bau sayangIbu menunjuk ke langit, kemudian ke bumiAku mengangguk meskipun kurang mengertiBila kasihmu ibarat samuderaSempit lautan teduhTempatku mandi, mencuci lumut pada diriTempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauhLokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagikuKalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawanNamamu, ibu, yang kan kusebut paling dahuluLantaran aku tahuEngkau ibu dan aku anakmuLauk dari Nenek - oleh Sri Rohmatiah DjalilIbu tak tampak kala aku terjaga dari mimpi Hanya ada secarik kertas bertuliskan "Ibu ke rumah sakit, antenglah besama nenek" Uang koin di atasnyaNenek datang dengan sepiring nasi tampa lauk Hanya ada hiasan serbuk hitam Aku bertanya, ini apa? "Abon terasi," katanyaAku menutup hidung tak tahan dengan aroma Nenek berucap, "Makan saja, ibu tidak menitipkan uang" Aku pun mengambil uang koin yang telah beralih ke saku celanaNenek menutup tangan kecilku "Simpan untuk jajan!"Ibu - oleh Agnes ApriliaIbuku sayang... Sembilan bulan engkau mengandung Siang dan malam engkau menjaga dan merawatku Tanpa ada kata rasa lelahIbuku sayang... Engkau menjalani hari-hari bersamaku Mengajariku banyak hal yang tidak aku ketahuiKetika aku bertanya tentang apa yang tak kutahu Engkau menjawab dengan senyuman Dan menjelaskannya Dengan bahasa yang bisa aku pahamiIbuku sayang... Aku tidak bisa membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku Yang aku bisa hanya bisa mendoakanmu agar selalu sehat dan bahagia Aku mengucapkan terima kasih atas pengorbananmu Yang sungguh luar biasa iniIbuku sayang... Aku selalu mencintaimuIbu - oleh Miranda UtariBunga Mawar harum nan cantik Manis gulali meleleh lembut Pancaran matahari terbenam mempesona Pancaran aurora memanjakan mataSinar cahaya nebula yang menakjubkan Emas intan permata menyilaukan mata Wanita soleha dengan akhlak mulia Bidadari dunia dan surga Ibu... Ibu... Ibu... Ibu...Ibu - oleh Nova Budi AristinIbu, tangis malamku bagimu adalah lagu indahmu Keluh kesahku bagimu adalah cerita mesramu Kenakalanku bagimu adalah ujian untukmuIbu, Kerut dahimu adalah bukti kesabaranmu Hitam pelupuk matamu melambangkan keikhlasanmu Senyum bibirmu menggambarkan ketulusanmuIbu, Dalam nafasmu selalu ada aku Dalam benakmu engkau hadirkan selalu diriku Dalam hatimu terukir indah namakuIbu,Tahukah engkau aku di sini karenamu Aku bahagia karena jerih payahmu Aku berhasil karena sujud malammuIbu.. Engkau adalah guruku Engkau adalah sahabatku Engkau adalah cintaku Terima kasih Ibu Aku selalu menyayangimuIbu - oleh KHA Mustofa Bisri Gus MusKaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu Sekian lama Kaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasa Kaulah bumi yang tergelar lembutbagiku melepas lelah dan nestapa gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam mata air yang tak berhenti mengalir membasahi dahagaku telaga tempatku bermain berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit yang menjaga lurus horisonku Kaulah, ibu, mentari dan rembulan yang mengawal perjalananku mencari jejak sorga di telapak kakimuTuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanatMu menyampaikan kasihsayangMu maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu Amin.Ibuku Dehulu - oleh Amir HamzahIbuku dehulu marah padaku diam ia tiada berkata akupun lalu merajuk pilu tiada peduli apa terjadimatanya terus mengawas daku walaupun bibirnya tiada bergerak mukanya masam menahan sedan hatinya pedih kerana lakukuTerus aku berkesal hati menurutkan setan, mengkacau-balau jurang celaka terpandang di muka kusongsong juga - biar cederaBangkit ibu dipegangnya aku dirangkumnya segera dikecupnya serta dahiku berapi pancaran neraka sejuk sentosa turun ke kalbuDemikian engkau; ibu, bapa, kekasih pula berpadu satu dalam dirimu mengawas daku dalam Sayang - oleh Nadilla SyahkinaEngkau selalu ada untukkuMenemaniku dalam suka dan dukaMenemani hari-hari ceriaku,Bunda,Engkau selalu membimbingkuMengajariku untuk berakhlak muliaDalam kesehariankuBunda,Engkau bagai malaikat bagikuEngkau juga sahabat bagikuKetulusan yang ada dalam dirimuMembuat aku bangga pada dirimuBunda,Aku selalu menyayangimuJasamu tak akan pernah bisa terbalas olehkuNamun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaanmuKesunyian Ibu - oleh Denza PerdanaDahinya adalah jejak sujud yang panjangPerjalanan waktu membekas di pelupuk matanyaDerai air mata di pipinya telah mengeringTanpa sisa, tanpa ada yang mendugaIa memilih jalan sunyi untuk bertanyaHiruk pikuk untuk tersenyum di beranda deritaMenjerit saat lelap berkuasaBerdoa bukan untuk dirinyaBuda dalam Cahaya - oleh RomadonaDia wanita bernama cahayaHatinya memancarTergurat dalam doa-doaTangan kecilnya mengantar kami di gerbang cahayaDia berjalan dengan cintaDia berjalan menerjang lukaBahkan dia menempuh tanpaBatas rasaDia lah ibu dari segala cahayaIbu dari semua luka kamiIbu dari jejak yang terukirDalam tinta sejarahPergimu Tiada KembaliBila sepi malam seperti ini,Rinduku padamu mengusik akan senyumanmu,Yang meneduhkan, mendamaikan, dan menenangkan ini kan terobatiSeandainya engkau ada di ini akan terhapus,Jika engkau masih bersama hanya doaYang bisa engkau bahagia di alam Aku, IbuAkulah sang pengukir mimpiYang menghendaki pergi berasal dari sunyiYang hanyut oleh gelisahDan ditelan rasa bersalahIbu, kaulah mataharikuTerang dalam gelapkuKau tuntun aku di jalur berlikuYang penuh oleh batuUcapanmu bagaikan kamus hidupkuAku berteduh dalam naungan do'amuMemohon ampunan darimuKarena ridho Allah adalah ridhomuAku senang memilikimu IbuKarena engkau sinar hidupkuKaulah kunci berasal dari kesuksesankuIbu, maafkan akuSamudera Kasih BundaIbu selalu memberi, memberi, memberiSedari kita kecil hingga dewasasampai dia pun tutup usiaKasih sayangnya pancaran kasih sayang TuhanTulis ikhlasnya pancaran tulus ikhlas TuhanDia samudra amat dalam dan langit luas kehidupanDia seindah kerajaan burung-burung dan terumbu karang istana ikanYang menjanjikan kedamaian dan hidup bahagiaDia benteng pelindung atas bencana menimpaMeski tubuhnya sendiri rentaIbulah cahaya-cahaya di kegelapanPandu penunjuk jalan lurusKarena hati dan cintanya yang tulusPengorbananmu, Buda, ikhlas sumbangsihmuTeladan bagi banyak hal yang bernama baikDengan akhlak dan cantikDari rahimmu kan lahir anak-anak salih-salihahDi telapak kakimu tergelar surgaKarena selalu kau jaga langkahnyaDi hadapan ibu yang muliaTerkaparlah anak-anak durhakaIalah mereka yang mengingkari dan mengkhianatiTulus mendalam kasih sayangmuYang lalai dan lupa karena tipu daya duniaMaka samudra ampunmu, Buda, kumohonkan sepenuh kalbuJika kami pernah bersalah, berdosaSeringnya mengecewakan dan menyesakkan nafasmuAdapun doa restumu, Bunda, panjatkan dan limpahkanlahUntuk putra-putri yang mendambakanmuSebelum kami berangkat mengayun langkahMembuka lahan-lahan AkuKu duduk berdiam diriWanita yang mulai renta ku pandangiWanita yang selama ini mengasihiSerta merawatku sepenuh hatiSeorang wanita yang tak kenal mengeluhYang tak peduli dipelipisnya berjuta peluhYang bekerja keras tak kenal waktuHanya demi kesuksesankuTapi pantaskah aku?Masih dicintainyaMasih disayanginyaMasih menjadi kebanggaannyaAku hanyalah anak tak tau diriYang hanya tidur dan pergi setiap hariYang membentaknya kala dinasihatiYang manja dan mementingkan diri sendiriPantaskah aku, ibu?Mendapat kasih sayangmuMendapat cinta tulusmuMemanggilmu seorang ibuAku marah,Aku benci,Pada diri sendiriMengapa baru ku sadari?Aku mengecewakannyaAku beban hidupnyaAku berdosa padanyaPantaskah aku,Mendapat surgamu ibu?Aku berangkat saat ini untuk membantai lawan..Untuk berjuang di dalam pertempuran..Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..Doakanlah sehingga aku berhasil..Sayapku telah tumbuh, aku inginkan terbang..Merebut kemenangan di mana pun adanya..Aku dapat pergi, Bu, janganlah menangis..Biar kucari jalanku sendiri..Aku inginkan melihat, menyentuh, dan mendengar..Meskipun tersedia bahaya, tersedia rasa takut..Aku dapat tersenyum dan menghapus air mata..Biar kuutarakan pikiranku..Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..Memahat tempatku, menjahit kainku..Ingatlah, pas aku melayari sungaiku..Aku mencintaimu, di selama IbuDengan berselimut kesendirianKuterbangun menatap langit langit kamarkuTerlintas di benak sosok engkauYang selalu menemaniku menjemput pagiYang selalu menemaniku menikmati panasnya sinar matahariYang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintangDan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjangSemua itu kini tak dapat lagi kurasakanKarena saat ini ku jauh darimuMeskipun sebenarnya ku tak bisaNamun ku yakin semua itu akan berakhirIbu...Aku rindu dengan senyummuAku rindu dengan kasih sayangmuAku rindu dengan belai lembutmuAku rindu akan pelukmuKu ingin kau tahu ituIbu....Kau selalu adaDi setiap hembusan nafaskuDi setiap langkah kakikuDi setiap apa yang ku gapaiKarena kau begitu berarti dalam hidupkuCerita KecilkuAndai sementara ku putar kembaliIngatkah engkau bakal masa-masa lebih dari satu th. lalu?Saat saya tetap dipangkuanmuSaat saya tetap di dalam timanganmuKau suapi ku makan karena ku tak dapat melakukannya sendiriKau tuntun saya karena ku belum dapat berjalan sendiriTerjatuh ku berulang dan menangisDengan penuh kasih sayang,kau usap air mata ku dan kau buat ku tersenyum kembaliApakah kau tetap mengingatnya bu?Aku rindu masa-masa indah ku duluAkankah ku dapat merasakannya kembali?Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu Simak Video "Cara Desy Ratnasari Rayakan Hari Ibu Bersama Putrinya" [GambasVideo 20detik] urw/hsr
AkuCinta Kamu; Puisi: Aku; Melihat Kuburan Akan Membuat Kita Bahagia, Walaupun; Aku dan Kamu, Duhai Anakku; Jangan Stress, Bahagia Kita yang Menentukan; Stop Kekerasan PRT: Aku, Kamu, Kita Semua Bisa
- Puisi tema Hari Ibu dapat menjadi kado sederhana penuh makna bagi ibu tersayang, pada momen peringatan Hari Ibu Nasional tanggal 22 Desember 2021. Artikel ini menyajikan puisi tema Hari Ibu terbaik dan paling sedih, hingga bisa menjadi ucapan selamat Hari Ibu 2021 yang menyentuh hati ibu saat membacanya. Ada pula puisi tema Hari Ibu karya penyair terkenal di tanah air, Chairil Anwar, berjudul "Puisi Ibu". Baca Juga 11 Ucapan Selamat Hari Ibu Mother's Day 2021 Bahasa Inggris Terbaik, Lengkap dengan Artinya Bahasa Indonesia Puisi Hari Ibu merupakan media untuk mengucapkan kata terima kasih, maaf, dan kata mutiara bahwa ibu adalah segalanya. Berikut, 8 contoh puisi tema Hari Ibu terbaik dan paling sedih, untuk jadi inspirasi puisi Hari Ibu 2021 milikmu, dikutip dari berbagai sumber. 1. IbuKarya Yulis Marika Beredar bintang di garisnyaBulan bercahaya pada lintasnyaWaktu bergulir dalam takdirnya Aku…Terlahir dari manusia hebatSepertinya…Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukkuMenjadikanku pelipur lara jiwanya
XUY2. dir7m89ek6.pages.dev/421dir7m89ek6.pages.dev/123dir7m89ek6.pages.dev/245dir7m89ek6.pages.dev/482dir7m89ek6.pages.dev/46dir7m89ek6.pages.dev/271dir7m89ek6.pages.dev/498dir7m89ek6.pages.dev/41
puisi hari ini aku bahagia